Berdiri Teguh di Tengah Himpitan Lingkungan Yang Tak Sehat - Heriyanto Rantelino

Berdiri Teguh di Tengah Himpitan Lingkungan Yang Tak Sehat

Berdiri Teguh di Tengah Himpitan Lingkungan Yang Tak Sehat



 
Ilustrasi dari  kev14vin.blogspot.com
Kita tak bisa memaksa lingkungan tempat kita berada sesuai dengan apa yang kita inginkan. Misalnya kita maunya berada di lingkungan rumah yang orangnya ramah-ramah, tenang, namun kenyataannya tetangga kita bukanlah orang seperti itu. Ada yang suka bunyikan musik keras-keras, ada yang suka jemur pakaian sembarangan, ada yang punya hewan berkeliaran di pekarangan dan masih banyak lagi. Kadang juga kita maunya berada lingkungan kerja yang diisi orang yang berintegritas, punya sikap yang patuh pada aturan, punya kejujuran, tapi pada akhinya kenyataan berkata lain. Ada yang tukang jilat, munafik ketika dilihat atasan keliatan rajin tapi saat atasan tak ada dia malah nyantai bahkan hilang entah kemana, ada yang suka ngegosip tak benar demi menjatuhkan sesama rekan kerja karena dilandasi sikap iri dan masih banyak lagi.

Kadang terlintas dalam benak kita untuk lari dari lingkungan tersebut demi mendapat lingkungan yang sesuai keinginan. Tapi pada akhirnya akan ketemu juga dengan lingkungan yang sama bahkan mirisnya lebih parah lagi.

Prinsip saya, jika saya menyerah dari lingkungan “tak sehat” ini berarti saya kalah dengan keadaan. Jika sedari kecil sudah punya karakter kuat, baik, dan berlandaskan ajaran Tuhan, maka dimanapun kita berada karakter dan kepribadian tersebut tak akan terguncang.

Pintar-pintar membawa diri, beradaptasi dengan lingkungan seburuk apapun itu, memiliki self defensi tinggi maka orang-orang sekitar akan mengerti dengan sendirinya akan kepribadian kita itu. Contoh kecilnya, beberapa teman-teman saya ada pengguna obat terlarang. Awalnya saya ada kekhawatiran bahwa mereka akan berusaha menjerumuskan saya. Namun karena sikap saya yang  mereka lambat laun tahu, mereka mengerti bahwa saya bukanlah tipe orang yang mudah terpengaruh lingkungan. Apakah kemudian jalan yang saya tempuh adalah melaporkan mereka ke pihak berwenang? Bukannya saya melegalkan mereka, namun prinsip saya jika seseorang tak mengganggu saya, maka saya juga tak akan campuri urusan mereka. Mereka sudah dewasa sudah punya pertimbangan sesuatu itu membawa kebaikan bagi diri mereka atau tidak.

Penutup

Jika lingkungan kita tergolong “jahat” maka pandai-pandailah membawa diri, beradaptasi, meningkatkan self defense, mawas diri dan tetap menjalankan apa yang kita yakini benar sesuai ajaran dalam kitab suci, memohon petunjuk dariNya agar diberikan kekuatan maka pastilah kita akan bisa berdiri teguh di tengah-tengan lingkungan yang tak bersahabat tersebut.

Please write your comments