Tak
terasa, sudah satu semester saya mengabdikan diri di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Mimika di bagian Perhubungan Darat khususnya
bagian Angkutan Sungai, Danau Dan Penyeberangan (ASDP).
Setelah
posting kegiatan saya selama di
Dishubkominfo di akun media sosial, saya
mendapati banyak respon dari teman-teman. Namun kebanyakan, mereka
terheran-heran dengan job desk yang saya lakukan sekarangdengan latar belakang
keilmuan dan latar belakang kegiatan saya selama menjadi mahasiswa.
Dalam
benak mereka, mereka menerawang bahwa saya akan bekerja di bidang transportasi
khususnya tentang perkapalan, ada yang mengatakan saya cocok kerja di bank, Di
Dinas Pariwisata dan yang paling banyak adalah sebagai wartawan.
Sekedar
info, saya punya latar pendidikan S1 Teknik Perkapalan dengan sub konsentrasi
manajemen transportasi yang kajiannya tentang analisis pelabuhan yang
terintegrasi dengan moda transportasi lainnya dan bagaimana pengaruhnya bagi
masyarakat dan daerah kedepannya. Selain
di bidang akademisi, saya juga bergelut di bidang kehumasan, bidang
kewirausahaan, kesekretariatan, promosi wisata dan produk, dunia tulis menulis
dan kajian-kajian yang mengarah ke bidang antropologi.
Alasan Memilih Dinas Perhubungan
Penasaran
apa yang menjadi tugas saya selama ini di Dinas Perhubungan? Sekedar gambaran
ya,
Berdasarkan
Surat Keputusan yang Kepala Dinas Dishubkominfo keluarkan, di tahun 2017, saya
ditugasi untuk membantu pekerjaan yang berhubungan dengan Angkutan Sungai,
Danau dan Penyeberangan dimana saya akan menjadi staf yang mengatur kegiatan di terminal penyeberangan
di Pomako. Ini berarti saya berurusan dengan namanya air. Tantangan baru lagi
nih soalnya saya tak tahu berenang.
Sambil
nunggu terminal penyeberangan ini diserahkan oleh Pemerintah Provinsi ke
Pemerintah Kabupaten, maka kegiatan saya berkutat di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Saya tuh kerjanya melakukan pengawasan jalan di jalan-jalan
strategis yang tugasnya menata kendaraan agar parkir dengan baik, mengawasi kendaraan di lampu merah. Saya bersama teman-teman di Dishub bagian
Darat juga kadang melakukan penjagaan jalan saat ada kegiatab publik atau
perayaan hari tertentu semisal karnaval 17 Agustus, pesta pekan daerah, ada
tamu nasional yang berkunjung. Dibeberapa kesempatan juga saya diberi tugas
menjadi notulensi rapat yang tugasnya merekap pembicaraan peserta rapat dalam
bentuk notulen dengan bahasa-bahasa teknis ala kontraktor dan konsultan yang
sangat asing di telinga saya. Diluar dari pada itu, saya juga kadang
berinisiatif perbaiki printer kantor yang ngadat atau nyapu kantor. Semua saya
kerjakan dengan ikhlas dan saya maknai sebagai proses pembelajaran. Saya ingin
dengan salah satu kata ajaib di kitab suci yang mengatakan pemimpin yan baik
berawal dari menjadi hamba yang baik.
Walaupun
banyak yang nyinyir bahwa saya takkan bertahan lama di Dinas Perhubungan, namun
sejatinya inilah salah satu bagian dari angan-angan saya dahulu. Saya menginginkan kerja di tempat yang baru,
berada jauh dari pengaruh nepotisme, dan deskripsi kerjanya adalah merupakan
dunia yang baru. Emang sih, sama-sama transportasi tapi terdapat perbedaan
dengan latar belakang keilmuanku. Kalau boleh dikata perbandingannya 70:30. 70
% dunia baru, 30 % dasarnya saya sudah tahu.
Saya
sebenarnya awam dengan job desk ini, tapi saya beruntung ada rekan-rekan di
Dishub yang menatar saya bagaimana menjadi seorang petugas yang baik, bagaimana
cara berkomunikasi dan pergaulan di
Papua. Saya merasakan ada aura
kekeluargaan terasa di instans ini. Hal demikianlah yang membuat saya
berkembang sedikit demi sedikit kedepannya.
Inilah
jawaban Tuhan atas doa-doa saya. DIA mewujudkan apa yang anaknya impikan. Dalam
benak saya, saya ingin memanfaatkan usia 20an saya ini untuk keluar dari
zona nyaman saya selama ini dan menimba
ilmu yang baru. Nanti diumur 30an baru serius tetapkan keputusan. Ini merupakan
pertaruhan besar bagi saya. Tapi toh, inilah keputusan final saya. Prinsip
hidup saya, di usia muda, saya ingin merasakan dunia dan suasana baru sehingga
bisa mendidik saya untuk lebih mandiri, mengandalkan Tuhan dan belajar
bagaimana survive.
Mohon
doa bagi rekan-rekan pembaca yang budiman untuk mendukung dan mendoakan saya
semoga saya bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan tetap berada
dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Salam Pemuda.