Bimbang di Ditengah Oligarki Dan Meritokrasi - Heriyanto Rantelino

Bimbang di Ditengah Oligarki Dan Meritokrasi

Bimbang di Ditengah Oligarki Dan Meritokrasi


The Indonesian Institute.com

Wah, ternyata sudah jalan enam bulan saya berada di Kota Timika, sebuah kota di Distrik Mimika Baru yang sekaligus menjadi ibukota di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Berbagai pengetahuan, pengalaman dan inspirasi hidup saya alami di kota yang dijuluki kota Dollar ini.

Kota Timika telah menjadi simbol utama dari Kabupaten Mimika karena segala yang berkaitan dengan perekonomian, pendidikan, kesehatan dan sebagainya berkumpul dan bersumber pada kota Timika. Nama Timika atau Mimika juga sangat populer, lantaran di wilayah pegunungan Papua ini beroperasi salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia asal Amerika Serikat, yaitu Freeport Mc Moran Copper and Gold Inc.

Melalui PT Freeport Indonesia, selama puluhan tahun mereka telah melakukan penambangan terhadap biji tembaga, emas dan perak. Kompleks tambang di Grasberg yang berada di jantung wilayah mineral merupakan salah satu penghasil tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia, juga mengandung cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia. Berdasarkan sejumlah data resmi, Mimika tergolong kabupaten yang cukup beruntung. Bahkan, Mimika termasuk kabupaten yang makmur dibandingkan puluhan atau ratusan Kabupaten atau kota lainnya di Indonesia.

Dilihat dari model kepemimpinan di beberapa instansi, ada beberapa orang yang belum bijak dalam memaknai pemerintahan yang bersih, transparansi, dan baik. Mereka cenderung bertindak oligarki,kekuasaan oleh sedikit orang tetapi memiliki pengaruh dominan dalam pemerintahan. Alhasil ada instansi tertentu yang seolah-olah hendak dikuasai dinasti  tertentu sehingga modelnya mirip dengan  perusahaan keluarga. Orang yang punya kemampuan, pemikiran yang mumpuni mau tak mau pasrah.

Saya mengidam-idamkan suasana instansi yang modelnya meritokrasi dimana merujuk pada pemberian penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau berkemampuan yang dapat dipakai untuk menentukan suatu jabatan tertentu.

Saya meyakini jika menerapkan model meritokrasi, pasti orang-orang akan terpacu untuk berinovasi, visioner, rajin, ulet, berpandangan ke depan, jiwa pengabdian tinggi dan bertanggungjawab pada setiap apa yang direncanakan. Alhasil banyak program-program inovatif yang tentunya punya manfaat besar jika diterapkan dalam masyarakat. Selain dari pada itu, model meritokrasi akan memberi pelajaran kepada para pekerja mengenai dasar etos kerja, sistematika kerja, dasar manajemen utamanya manajemen keuangan, waktu dan konflik dan  mengajarkan untuk kedisiplinan dalam bekerja.


Harapan saya sungguh besar jika nantinya ada putera daerah di Papua utamanya di Kabupaten Mimika yang mampu menggalakkan model meritokrasi ini. Jangan kaget nantinya jika Mimika kedepannya akan menjadi salah satu Kabupaten yang patut diperhitungkan di kancah nasional jika kelak bisa mewujudkan hal ini. SEMOGA SAJA.  
Please write your comments