Berada
di Papua membuat saya bisa melihat dan merasakan langsung bagaimana kinerja
pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan(Kemenhub) yang menggenjot
berbagai pembangunan infrastruktur transportasi baik itu transportasi darat,
laut, dan udara. Saya kemudian membaca beberapa referensi yang ada seperti yang
tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) 2011-2025 bahwa ada 6 koridor ekonomi Indonesia dimana Koridor Papua
termasuk salah satu di dalamnya.
Koridor
Papua ditetapkan sebagai pusat pangan, perikanan, energi, dan pertambangan.
Dalam amatan saya, ada berbagai pembangunan infrastruktur transportasi yang
mendukung konektivitas atau keterhubungan wilayah, meliputi pembangunan Jalan
Trans Papua, pengembangan bandara (Sentani,Mozes Kilangin, dan lapter di
pedalaman),pembenahan dan pengembangan Pelabuhan (Jayapura,Pomako dan pelabuhan
di daerah pedalaman).
Tak
hanya itu berpedoman pada Peraturan
Presiden Nomor 17 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, Pemerintah terus membangun
infrastruktur di seluruh pelosok, khususnya di desa, daerah pinggiran dan
perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional. Berikut tiga program
prestisius sektor transportasi yang dipersembahkan pemerintah bagi Papua
diantaranya:
1. Jalan Trans Papua, Program Prestisius di Jalur Transportasi Darat
Jalan
Trans Papua telah menjadi urat nadi konektivitas atau keterhubungan daerah di
Papua. Dahulu, kondisi infrastruktur jalan darat yang tidak memadai yang
menyebabkan biaya distribusi yang tinggi sehingga juga menaikkan harga berbagai
batang kebutuhan pokok, terutama di daerah pedalaman. Karena itu, pemerintah
berupaya menurunkan biaya distribusi dengan membangun jalan raya Trans Papua.
Pembangunan
Jalan Trans Papua telah mendorong konektivitas pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
dan pusat produksi jangka panjang, sehingga melancarkan arus barang dan jasa.
Hadirnya program ini juga memudahkan keterhubungan antar kota yang semula
melalui jalur udara, kini bisa melalui jalur darat, sehingga berdampak kepada
harga barang di pasar yang lebih murah.
Selain
itu Jalan Trans Papua juga bertujuan untuk membuka daerah terisolir dan
mengatasi kesenjangan pembangunan antar wilayah serta meningkatkan konektivitas
dan memperbaiki berbagai dimensi penghidupan OAP dan berpengaruh pada
lingkungan hidup. Beberapa ruas jalan di Papua telah dikerjakan seperti ruas
jalan Nduga-Wamena, Merauke -Tanah
Merah-Waropko,Waropko-Oksibil, Wamena-Habema-Kenya-Mamugu, Wamena- Mulia-Haga,
Enarotali-Wageta-Timika dan masih banyak ruas jalan lainnya di pedalaman Papua.
Hingga saat ini, jalan yang dikerjakan sudah mencapai 4158,29 kilometer.
2.
Jembatan Udara, Program Prestisius Untuk Papua di Bidang Udara
Penerbangan angkutan udara perintis kargo atau
biasa disebut Jembatan Udara adalah
salah satu program unggulan dari Kementerian Perhubungan yang telah
dilaksanakan di beberapa wilayah di Papua seperti Korwil Timika, Korwil Wamena, Korwil Dekai
dan Korwil Tanah Merah.
Penerbangan
ini ditandai dengan beroperasinya
penerbangan angkutan udara perintis kargo yang membawa barang sembako, seperti
beras, mie instan dan minyak goreng. Harapan terbesar dari program ini adalah
agar bisa memperlancar aliran logistik ke daerah-daerah pedalaman Papua. Hal
ini sejalan dengan komitmen Menteri Perhubungan untuk mengurangi disparitas
harga, serta mendukung kerlancaran penyaluran logistik di pedalaman Papua.
Dengan
lancarnya aliran logistik nantinya akan membuat harga-harga kebutuhan pokok di
daerah perintis yang dituju menjadi turun, sama seperti daerah lain yang sudah
terbuka. Dengan demikian. perekonomian akan meningkat dan taraf hidup
masyarakat di daerah tertinggal dan terpencil tersebut juga ikut naik.
3.
Tol Laut, Program Prestius Untuk Papua di Bidang Laut
Program kerja ini merupakan konsep
pengangkutan logistik kelautan bertujuan
untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Nusantara
termasuk di dalamnya Papua seperti di Sorong, Monokwari, Jayapuran, Nabire dan
Timika. Program ini menciptakan
kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok,
ketersediaan komoditas pangan dan berbagai kebutuhan pokok masyarakat dan mampu menekan harga komoditas di Papua.
Di
daerah saya sendiri, Pelabuhan Pomako menjadi salah satu rute pelayanan program
ini. Sebagaimana yang diungkapkan Bapak
Presiden bahwa hal ini mampu mereduksi harga sekitar 20-25 %. Alhasil adanya
optimalisasi tol laut maka akan membantu menstabilisasi harga barang kebutuhan
pokok di Papua.
Penutup
Keseriusan pemerintah dalam percepatan
pembangunan infrastruktur di Papua merupakan perwujudan janji Nawacita Presiden
Jokowi untuk membangun Indonesia dari pinggiran. Pemerintah telah berupaya
semaksimal mungkin melakukan percepatan berbagai pembangunan infrastruktur,
termasuk didalamnya infrastruktur transportasi. Pemerintah terus meningkatkan
konektivitas daerah di Papua sebagaimana arahan Bapak Presiden bahwa Papua
adalah masa depan Indonesia.
Berbagai
manfaat telah dirasakan langsung masyarakat di Papua seperti efisiensi
pengiriman logistik, masalah disparitas harga untuk barang dan jasa antara
daerah timur dan barat yang dapat tertangani, membuka daerah yang terisolir,
mendorong daya saing produk dalam negeri asal Papua dan memutus rantai kesulitan
wisatawan dalam mengunjungi daerah-daerah wisata di Papua dengan biaya yang
terjangkau dan fasilitas yang aman dan nyaman.
Semoga
pemerintah senantiasa tak lelah dalam membangun sarana dan prasarana
transportasi di Bumi Cendrawasih agar kegiatan transportasi di Papua menjadi
unggul yang pada akhirnya akan membawa Indonesia ke arah yang maju.