Pembangunan di salah satu pelabuhan di Mimika, Papua. Dok:Pribadi |
Papua
adalah negeri yang berlimpah. Melimpah
SDA utamanya emas, tembaga, uranium dan bahan mineral lainnya sehingga hal inilah yang membuat PT. Freeport Indonesia
hadir di Papua untuk menancapkan lini bisnisnya mengolah semuanya itu. Tak
hanya itu, Papua kaya di sektor sumber daya sektor kehutanannya dimana ada
banyak pohon mangrove yang tumbuh mengintari daerah pedalaman dan kayu gaharu yang memiliki kualitas internasional untuk diekspor.
Papua juga kaya dengan aneka flora dan faunanya sehingga menarik perhatian
lembaga swadaya masyarakat dan organisasi internasional menelitinya. Dan masih
banyak lagi kekayaan yang dimilikinya.
Terkait
dengan pembangunan infrastruktur, rakyat Papua sangat berterima kasih atas
campur tangan pemerintahan Jokowi-JK yang melakukan pembangunan besar-besaran
di Ujung Timur Indonesia. Pembangunan jalan darat melalui program Trans Papua,
pembangunan laut melalui tol laut, pembangunan udara lewat tol udara yang
semuanya termaktub dalam konsep Nawacita.
Sebagai
anak muda Papua yang punya perhatian pada daerahku ini, saya ingin memberikan sedikit masukan atau
lebih tepatnya gambaran kepada Bapak/Ibu di
pemerintah pusat bahwa bahwa pembangunan di wilayah ini berangkat dari kearifan
lokal Papua itu sendiri. Ada wilayah yang secara adat harus dibangun dengan
memperhatikan kearifan lokal dari sisi adatnya. Ada juga wilayah yang secara
agama harus dibangun berdasarkan kearifan lokal dari sisi keagamannya. Kesimpulannya
bahwa orientasi pembangunan harus memperhatikan kearifan lokal masing-masing
daerah. Ada mekanisme yang menuntut terciptanya perencanaan pembangunan yang
memadukan aspek teknokratik dan aspek kearifan lokal di Papua. Jadi pembangunan
di Papua tidak berdasarkan maunya pusat semata, tapi harus mengakomodasi
kepentingan-kepentingan lokalistik dengan porsi yang sewajarnya.
Disadari
bahwa pembangunan infrastruktur yang direncanakan dengan baik akan mendukung
pertumbuhan yang mantap serta pembangunan ekonomi di negeri surga ini. Bila
segala sesuatunya dilakukan sekaligus dengan terburu-buru, bisa terjadi
pemborosan sumber daya tanpa ada lagi kemungkinan untuk memulihkannya, dengan
berbagai konsekuensi yang menghancurkan dari segi ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup. Walaupun cenderung masalah politik sulit diatasi, namun semua
rencana induk sektoral dan lintas sektoral yang disebutkan di atas membutuhkan
komitmen dari instansi-instansi di semua tingkatan pemerintahan.
Disarankan
kepada pemerintah pusat untuk memutuskan kawasan-kawasan terpencil mana yang
akan dihubungkan dengan jalan raya dalam jangka pendek, dan kawasan-kawasan
terpencil mana yang masih harus bergantung
pada suatu sarana dan prasarana
jangka panjang. Keputusan ini harus tetap dijalankan agar pembangunan
infrastruktur dapat berlanjut negeri ini dengan dukungan semua pihak untuk
mencapai sasaran yang sama. Bantuan teknis dari para donor masih dapat
diharapkan, tetapi pemerintahlah yang harus menggerakkan prosesnya.
Tak
ada maksud untuk menggurui tapi sekedar masukan bagi pemerintah pusat sehingga
lebih bijak dalam menentukan arah pembangunan infrastruktur di Tanah Papua. Jangan lelah ya bangun ketertinggalan kami di
Tanah Papua. Kami menginginkan tidak ada lagi disparitas antara Kawasan
Indonesia Barat dengan Kawasan Indonesia Timur.
Penulis:
Heriyanto Rantelino, Anak Muda Timika, Papua.
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino
Heriyanto Rantelino, Anak Muda Timika, Papua.
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino