Menerapkan Strategi Ikan Remora di Bumi Papua - Heriyanto Rantelino

Menerapkan Strategi Ikan Remora di Bumi Papua

Menerapkan Strategi Ikan Remora di Bumi Papua

Ikan Remora Yang Menempel di Badan Ikan Hiu. Dok: Fleetnam.photoshelter.com


Salah satu filosofi hidup saya adalah semua makhluk hidup adalah guru. Entah itu manusia, hewan,  bahkan tumbuhan bisa menjadi bahan inspirasi bagi saya. Cara mereka mempertahankan hidupnya dan cara beradaptasi menghadapi perubahan lingkungan adalah salah satu bagian yang saya pelajari dari mereka.Nah, kali ini saya memilih ikan remora sebagai bahan inspirasi saya.

Ikan remora adalah sejenis ikan yang biasa menempel  pada ikan hiu  tapi keberadaannya tak merugikan ikan-ikan tersebut. Ikan remora memilih hiu karena  ikan ini salah satu ikan pemangsa yang kuat di lautan sehingga tak ada ikan predator yang berani mendekati. Selain itu, remah-remah makanan dari hiu menjadi makanan empuk bagi remora itu sendiri

 Strategi ini pulalah yang saya terapkan dalam kehidupan saya di Papua. Sebagai orang yang masih baru di Bumi Cendrawasih, saya harus bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan masyarakat setempat tanpa harus kehilangan jati diri. Jangan sampai apa yang biasa saya lakukan di Sulawesi, justru tidak cocok atau malah mengganggu masyarakat Papua.

  Oleh karena itulah, saya “menempel” pada orang-orang yang bisa saya teladani. Syarat inang yang saya “tumpangi” adalah orang yang disiplin, punya pemikiran yang maju, enak diajak tukar menukar pemikiran, punya integritas dan punya jiwa yang humanis. Sosok yang kelak menjadi pembina, penasehat, guru yang bisa mengarahkan saya untuk lebih maju.
Dok:Harianbernas.com


Namun bukan  berarti saya mendekati orang-orang tersebut lantas membuat saya jadi seorang penjilat dan menggantungkan hidup sepenuhnya pada “inang”. Saya hanya  ingin mencontoh sisi positif dari orang-orang tersebut untuk bisa saya terapkan dalam kehidupan saya mengingat emosi saya masih labil yang masih butuh asupan inspirasi.
  
 Ada masa dimana ketika kita sudah cukup mengerti, memiliki pengetahuan yang mumpuni, cukup dewasa untuk menyikapi permasalahan, maka sudah waktunya melepas diri dari orang tersebut dan hidup mandiri menerapkan ilmu yang didapat selama ini.

  Umur yang masih 20an ini adalah masa emas untuk  belajar. Belajar dari  perjuangan hidup, belajar dari pengalaman orang,belajar dari kearifan lokal masyarakat setempat yang kelak akan berguna untuk meniti kesuksesan saya di masa depan.

Please write your comments