Dok: ayog.dutadamai.id |
Tahun 1855, benih Injil dari proses Pekabaran Injil
(PI) bertumbuh dan dialami di Tanah Papua. Dan tak terasa, di tahun 2017
ini, usianya sudah lebih satu abad tepatnya 162 tahun. Mengambil
tema dari Kitab 1 Korintus 15 ayat 20a yang tertulis bahwa “ Oleh Injil Kamu
Diselamatkan, Asal Kamu Berpegang Teguh Pada-Nya’. Sedangkan sub themanya yaitu
melalui HUT PI yang ke 162 tahun, keberadaannya begitu membawa perubahan
besar di tengah masyarakat Papua.
Dahulu, sebelum Injil
masuk di Bumi Cendrawasih ini, kehidupan masyarakatnya didominasi oleh adat
istiadat sehingga sering terjadi hal-hal yang tak diinginkan, salah satunya
terjadinya konflik antar sesama suku Papua yang hanya disebabkan
permasalahan yang sepele.
Dengan adanya Injil ini, perilaku masyakat Papua
berangsur-angsur lebih bermoral dan tertata karena dilandasi oleh iman. Mereka
juga bisa beradaptas,bertoleransi dan menciptakan keharmonisan bukan hanya
sesama suku Papua saja tetapi dengan suku pendatang dan umat beragama yang
lain. Konflik yang terjadi pun kadang bisa mereka atasi dengan kepala
dingin, mengutamakan musyawarah untuk mufakat sehingga mendapat jalan tengah
yang disepakati bersama.