Tribunnews.Com |
Akhir-akhir
ini lahir istilah Kids Zaman Now (KZN) yang berarti generasi era kekinian. Mereka
mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda jauh dengan anak-anak muda
di era 90. Mereka cenderung mengandalkan gadget, kebanyakan membanjiri tempat
tongkrongan ternama di daerahnya, tak bisa lepas dari keeksisan di media sosial
dan segala sesuatu yang muncul di benak mereka cenderung diserahkan ke om Google
dibandingkan orang-orang yang benar-benar pakar. Kekinian, gaul, eksis, elit, glamour,
adalah kata yang bisa menggambarkan kehidupan mereka. Tak apalah jika mereka
hidup seperti itu, namanya juga anak muda yang masih labil. Akan tetapi kehadiran mereka bakalan diremehkan jika
terus-terusan terjebak dengan gaya dan pola hidup:
1. Berbicara
Dengan Seseorang Tapi Mata Tak Pernah Lepas Menatap Layar Gadget.
Membatasi penggunaan gadget dikala berkumpul dengan keluarga atau kolega. Jika terus menggunakannya dianggap tak menghargai orang di sekitarnya.
Membatasi penggunaan gadget dikala berkumpul dengan keluarga atau kolega. Jika terus menggunakannya dianggap tak menghargai orang di sekitarnya.
2. Susah
Mengucapkan Terima Kasih.
Walaupun
hanya dua patah kata, tapi efek ucapan terima kasih sungguh besar kekuatannya.
Ucapan itu sebagai rasa penghargaan atas jasa seseorang yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya untuk menolong. Jika enggan diucapkan, orang akan kapok memberi uluran
tangan kedepannya.
3. Dominan
Pamer Ketimbang Menginspirasi.
Mau
makan dipamer di Facebook, berada di tempat elit diposting di Instagram, lagi
hura-hura diposting di Bigo Live. Hal tersebut tak ada faedahnya untuk di
unggah. Lebih membanggakan jika menampilkan perjuangan meraih cita-cita
sehingga bisa menginspirasi orang-orang di sekitar utamanya di sosial media.
4. Orientasi
Duit Ketimbang Orientasi Ilmu Dan Pengalaman
Dikit-dikit maunya duit. Membantu orang kalau ada
insentifnya. Memang tak memunafikkan keberadaan uang namun di masa muda ini alangkah
baiknya untuk dipergunakan menimba ilmu dari orang-orang yang berpengalaman di
bidang yang kita minati. Susah loh jaman sekarang ada yang meluangkan waktunya
berbagi ilmu. Jadi pergunakan kesempatan emas ini sebagai bekal masa depan.
5.
Terperangkap Rasa Iri Hati Tanpa Mau Berjuang Dan Belajar.
Terbesit
rasa iri kepada teman yang berhasil
menjuarai di suatu perlombaan, teman yang mendapat peringkat satu, teman yang
dipercayakan menangani suatu proyek. Karena dipimpin rasa iri, maka membuatnya
melontarkan fitnah. Alangkah bijaknya mengelola rasa iri tersebut sebagai
kekuatan untuk belajar dan berjuang sehingga kelak bisa meraih prestasi seperti
teman tersebut.
6.
Selalu Andalkan Kekuatan Keluarga Tanpa Berusaha Mandiri
Mau
belanja, mau bekerja, mau bergerak sedikit saja selalu andalkan keluarga. Kapan
mau bisa maju kalau seperti itu terus. Belajar mandiri untuk melakukan sesuatu
dengan tekun niscaya hal ini sangat berguna untuk meraih cita-cita.
7.
Hidup tak realistis, lebih besar pengeluaran dibanding penghasilan.
Jika
sejak muda hidup boros bagaimana bisa maju kedepan. Belajar untuk menyusun
besarnya penghasilan dengan besarnya pengeluaran sehingga bisa menghemat dan
bisa menabung.
Tak
ada yang melarang generasi Kids Jaman Now menikmati masa-masa mudanya tapi
jangan sampai terlena dengan kehidupannya yang sekarang. Roda terus berputar,Kawan.
Uang untuk memodali kehidupan mereka tak selamanya abadi, ada kalanya mereka
harus mandiri untuk mencari pendapatan sendiri. Jika terus terbuai dengan
penghasilan orang tua untuk membiayai kehidupan labilnya, maka masa depan suram akan menanti mereka. Oleh
karena itu, pendampingan ke generasi KZN perlu diperhatikan agar mereka terarah
ke kehidupan yang baik, berpikir realisitis, giat menggapai cita-cita dan menanamkan
bahwa pendidikan tetap nomor satu karena lewat jalur pendidikanlah akan mengubah
hidup mereka menuju nasib yang baik di era mendatang.