Mengelola Tender Proyek di Tengah Masyarakat Papua Tidaklah Mudah - Heriyanto Rantelino

Mengelola Tender Proyek di Tengah Masyarakat Papua Tidaklah Mudah

Mengelola Tender Proyek di Tengah Masyarakat Papua Tidaklah Mudah


Dok:Shutterstock.com

Salah satu prioritas program kerja pemerintah Indonesia adalah adanya pemerataan pembangunan. Kegiatan ini lebih banyak  terfokus pada Kawasan Timur Indonesia (KTI) terutama di Provinsi Papua dan Papua Barat. Pembangunan infrastruktur besar-besaran  dilakukan di Bumi Cendrawasih untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain.

Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa ada banyak proyek pengerjaan pembangunan di Papua. Peluang inilah yang dilihat para kontraktor untuk meraup rejeki dan mereka berlomba-lomba ke Papua untuk mengadu nasib. Tapi tunggu dulu,  bukan berarti berlimpahnyanya proyek di Papua khususnya di daerah pedalaman membuat  proyek ini tak mengalami hambatan dalam pengerjaannya.

   Sekedar info saja ya, menjadi kontraktor di Papua tidaklah semudah menjadi kontraktor  di daerah lain di Indonesia. Jika di daerah lain, kontraktor hanya melakukan koordinasi dengan pihak konsultan dan instansi pemerintah tempat memenangkan tender, namun di Papua beda Mas/Mbak Bro. Selain kedua pihak yang disebutkan di atas, agar proyek berjalan lancar, pendekatan dilakukan juga kepada kepala kecamatan/( di Papua sering disebut kepala distrik), kepala desa, kepala suku, ketua adat, gembala jemaat/pendeta/ tokoh agama , tokoh pemuda, tokoh perempuan dan pihak dari TNI.  Tokoh-tokoh tersebut punya peranan besar dalam menjelaskan ke masyarakat sekitar tentang proyek pembangunan yang dilakukan  sehingga persepsi salah paham bisa dihindarkan. Tak jarang juga, sebelum pengerjaan, dibentuklah wadah forum komunikasi masyarakat untuk mengetahui respon masyarakat sekitar. Dengan begitu, masyarakat merasa dihargai keberadaannya dan tak disangka mereka  turut membantu pengerjaan proyek itu dengan ikhlas seperti mengangkat bahan bangunan karena mereka meyakini semakin cepat proyek dilakukan maka akan semakin cepat juga daerah mereka maju mengejar ketertinggalan.

Selain bencana alam dan keterlambatan pencairan dana pengerjaan, hambatan yang sering  terjadi adalah adanya respon masyarakat lokal yang kadang kala suka menuntut macam-macam dengan alasan Hak Ulayat. Sekedar info, hak ulayat menurut adalah  hak persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat hukum tertentu atas suatu wilayah tertentu yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah, hutan, dan air serta isinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Adapun  solusi dari permasalan ini adalah adanya pendekatan secara humanis ke masyarakat sekitar.


Saya akui sih di Papua ini ada banyak tender proyek yang ditawarkan sana-sini tapi bukan berarti mudah loh pengerjaannya. Selain adanya bencana alam dan  keterlambatan pencairan dana, kendala dari masyarakat sekitar perlu diperhitungkan agar proyek bisa berjalan lancar.

Dok:Transpapua.Blogspot.com


Dok:Detik.com

Penulis:
 Heriyanto Rantelino, Staf Dinas Perhubungan Kab. Mimika/ Pemuda Timika Papua.
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino



Please write your comments