fokal.info |
Saya percaya bahwa setiap orang pada dasarnya baik entah itu berasal dari agama yang lain, suku berbeda, ras yang tak sama. Hanya orang-orang yang sentimen pada seseorang yang pada akhirnya mensugesti orang-orang polos agar termakan omongannya. Saya pun pernah menjadi salah satu dari orang-orang polos itu. Alhasil membuat saya pernah menjauhkan diri dari mereka sesaat.
***
Sewaktu baru menginjakkan kaki di salah satu daerah di Papua yaitu Kota Timika, saya disambut dengan pertikaian konflik antara Suku Kei dan suku Toraja. Karena kebetulan saya dari suku Toraja dan hidup di lingkungan dimana orang mengatakan semua orang-orang Kei suka cari gara-gara. Alhasil, hal ini menjadi semacam doktrin dan membuat saya paranoid terhadap keberadaan orang-orang dari salah satu suku di Maluku ini.
***
Sewaktu baru menginjakkan kaki di salah satu daerah di Papua yaitu Kota Timika, saya disambut dengan pertikaian konflik antara Suku Kei dan suku Toraja. Karena kebetulan saya dari suku Toraja dan hidup di lingkungan dimana orang mengatakan semua orang-orang Kei suka cari gara-gara. Alhasil, hal ini menjadi semacam doktrin dan membuat saya paranoid terhadap keberadaan orang-orang dari salah satu suku di Maluku ini.
Tahu gak, orang-orang di
instansi saya bernaung itu ada yang berasal dari suku Kei bahkan pimpinan saya
itu berasal dari suku itu. Sempat ada ketakutan sih, namun seiring dengan
waktu, ternyata doktrin itu salah. Saya malah bertemu dengan Bapak John Rettob
yang ternyata orangnya profesional dan humanis. Tak ada perlakuan berbeda kepada orang-orang Toraja di tempat kerja . Belum lagi Ibu Dece, Pak Roly
dan Pak Okto yang ternyata baik sekali. Naluri keibuan dan kebapakan mereka
terimplementasi dalam memperlakukan kami para tenaga honorer termasuk saya yang
notabene dari Suku Toraja. Kadang ditraktir, menanyakan kesehatan dan diberi
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan. Ada juga Herdy, teman saya sesama
honorer yang menggambarkan tentang
situasi pergaulan di kota ini dan menampung saya dan teman-teman untuk nongkrong di gazebo dekat rumahnya dan menikmati Wifi gratisan dari rumahnya
Satu pelajaran yang saya
dapatkan bahwa kita tak boleh menjudge sebuah suku bahwa semua orang dari suku
itu sebagai biang keributan. Itu kadang terjadi karena oleh satu dua oknum
saja, ada yang adu domba atau ada yang
panas-panasi keadaan. Ada banyak kok orang Kei yang baik-baik. Buktinya saya
sudah rasakan sendiri.
#Stop Provokator
#Bijaklah karena itu ulah oknum tertentu saja
#Stop Provokator
#Bijaklah karena itu ulah oknum tertentu saja