Dok: berburusukasukapuspita.blogspot.com |
Saya adalah lulusan
dari Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin dimana pelajarannya
seputar bagaimana membangun konstruksi kapal dan bagaimana memanajemen
transportasi laut agar distribusi logistik berjalan dengan aman dan lancar.
Mengulas tentang pembangunan kapal, dibutuhkan perencanaan mantap yang mau tak
mau melalui berbagai tahapan. Selain dari pada itu, dibutuhkan perhitungan
biaya yang cukup tinggi dan juga harus mengikuti rumus atau metode yang
sudah dipatenkan dari sononya agar kapal
tersebut bisa kokoh, tak mudah lapuk karena faktor usia yang intinya memenuhi
persyaratan teknis dan ekonomis.
Namun
serumit-rumitnya membangun konstruksi kapal, lebih rumit masalah cinta Bro. Loh
kok bisa? Membangun suatu asmara memang tak mesti mengeluarkan uang beratus-ratus juta
atau puluhan milyar untuk menaklukannya, namun yang membuat cinta rumit adalah
karena membangun cinta tak ada rumus patennya. Mau dicari sampai keujung dunia
kek atau mau tanya ke profesor sekalipun, bakalan tak akan menemukan rumusnya.
Hal ini karena satu penyebabnya saja yaitu karena hati. Suasana hati itu tak
bisa tertebak. Bisa berubah dalam waktu sebulan, sehari, sejam, semenit bahkan
bisa berubah di detik-detik terakhir. Karena kelabilan hati itulah yang membuat
cinta tak bisa dirumuskan.
Pada
akhirnya saya akui bahwa lebih sulit membangun bahtera asmara untuk mengarungi lautan kehidupan
ketimbang membangun bahtera/kapal dari kayu, besi atau fiber untuk melakukan
perjalanan di lautan biru yang sesungguhnya.#TSAHHH
Penulis:
Heriyanto Rantelino, Staf Dinas Perhubungan Kab. Mimika/ Pemuda Timika Papua.
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino