Dok: www.beritasatu.com |
Beruntunglah Kabupaten Mimika karena
disinilah PT. Freeport Indonesia (PTFI) menancapkan lini bisnis
pertambangannya. Saya dulu malah tidak
menyangka bahwa daerah tempat saya akan menimba pengalaman adalah salah satu
tempat perusahaan tambang emas terbesar di dunia.
PTFI sebenarnya sudah memiliki
smelter, PT Smelting. Smelter tembaga yang berlokasi di Gresik ini merupakan
bagian dari pelaksanaan kewajiban PTFI untuk mendirikan smelter sesuai dengan
Kontrak Karya (KK). Dan saat ini, PTFI berupaya memiliki smelter tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR)
yang berlokasi di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIPEE) Gresik ini
memiliki nilai investasi sebesar US$ 3 miliar dengan kapasitas smelter dua juta
ton per tahun (konsentrat tembaga) dan kapasitas PMR 6000 ton/tahun (lumpur
anoda).
Membangun Smelter di Timika
Dok PT. Freeport Indonesia |
Walau sudah punya Smelter di Gresik,
Jawa Timur, tapi pemerintah daerah dan provinsi Papua pernah menuntut adanya
smelter dibangun di Kabupaten Mimika. Menyambut hal ini, Pemda Mimika bahkan
sudah menyediakan lokasi pabrik pemurnian seluas kurang lebih 2.800 ha di
kawasan Pomako, Distrik Mimika Timur. Lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan
industri di Pomako memiliki status sebagai tanah hak ulayat yang nantinya
pemerintah akan membayar lahan tersebut. Setelah dikaji-kaji tentu ada untung
dan ruginya didirikan smelter di Timika.
Menimbang Kekuatan dan Peluangnya
Rencana lahan tempat smelter ini
berdiri adalah tanah hak ulayat yang artinya membawa keuntungan bagi masyarakat
pemilik hak ulayat. Mereka akan mendapat bayaran ganti rugi kepada penerima hak
entah itu status lahannya bersifat jual
atau pinjam pakai.
Lokasi yang ditetapkan akan menjadi
kawasan industri di Pomako. Tentunya akan
mempengaruhi kemajuan wilayah Mimika Timur dan Pesisir karena secara tak
langsung akan membangun kawasan industri hilir dan industri pendukung lainnya
seperti di Kawasan Longpon sampai Kapiraya
Adanya smelter tersebut akan membuka
lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian daerah terutama bagi
yang melakukan kegiatan dagang seperti
warung makan dan kelontongan. Tak bisa dipungkiri bahwa masyarakat
Bugis-Makassar di Papua merupakan pemain utama yang memiliki jaringan cukup
kuat. Sehingga dengan adanya pengembangan kawasan industri di Kampung Pomako
memberi peluang untuk mereka dapat mengembangkan jaringan dagang mereka.
Menimbang Kelemahan dan Ancaman
1. Mengenai
sanitasi
Dampak lingkungan menjadi prioritas
dalam pembangunan smelter. Yang kemudian muncul adalah akibat bagaimana
pengelolaan materi limbah yang berbahaya tersebut.
Dikhawatirkan jika pemerintah
membangun fasilitas pengolahan hasil tambang
di Mimika, maka tempat mata
pencaharian masyarakat yang menggantungkan
hidup dari hasil alam sungai/laut
perlahan tapi pastik akan hilang seperti udang, karaka, tambelo,
kerang,ikan dan sebagainya. Entah karena limbahnya atau masyarakat tersebut
tidak diijinkan mencari ikan di sekitar area produksi smelter tersebut lalu
Pembangunan pabrik smelter membutuhkan
investasi yang sangat besar meliputi penyewaan lahan/lokasi, daya listrik gas,
SDM, infrastruktur memadai, dan harus didukung oleh pabrik ikutan lainnya.
PTFI dan Pemerintah tak boleh
memandang sebelah mata partisipasi masyarakat asli Papua yang berada di sekitar
lokasi tersebut karena mereka juga punya hak menentukan bagaimana
mekanisme smelter tersebut beroperasi di
wilayahnya. Dengan begitu, warga merasa dihargai keberadaannya. Tak bisa
dipungkiri, keterlibatan masyarakat juga akan sangat membantu berjalannya
program pembangunan, selain menjadi tambahan tenaga, dalam pengadaannya,
masyarakat juga dapat menjadi pengontrol keberlangsungan upaya-upaya tersebut
agar dapat berjalan dengan lancar.
Kesimpulan
Pembangunan Smelter di Timika perlu
banyak pertimbangan dan dikaji matang-matang.
Tidak hanya dari sisi ekonomi saja tapi perlu memikirkan i dampak sosial
dan dampak lingkungan yang timbul dari
pembangunan smelter. Ini bisa menjadi referensi bagi pemerintah dan PTFI untuk
mengkaji pembangunan hasil olahan tambang ini jika memang kelak mau dibangun di
Kota Timika.