senandungcita.files.wordpress.com |
Salah
satu motto hidup saya adalah “Semua Orang Adalah Guru”. Saya mengganggap setiap
orang pasti memiliki ilmu dan pengalaman yang menginspirasi yang dapat menambah
khasanah pengetahuan saya. Berawal dari motto inilah yang kemudian membuat saya
mendapatkan relasi dari berbagai kalangan baik dari segi umur, jabatan, suku,
agama, budaya dan lain-lain.
Dalam
menjalin hubungan awal dengan relasi, saya menempatkan diri sebagai pihak yang
mendapat porsi mendengarkan lebih banyak ketimbang berbicara. Bukan tanpa
alasan,s aya memberikan kesempatan kepada lawan bicara saya untuk mengutarakan
apa yang ada di benaknya agar saya bisa menggali lebih banyak tentang identitas
diri dan pengalamannya selama ini
Dalam
perjalanan hidup, saya memiliki empat kunci dalam berkomunikasi agar hubungan
tetap langgeng dan tetap adem ayem dengan teman diantaranya:
1.Bahan Pembicaraan Berbobot
Agar
tak kaku, perjumpaan pertama dengan relasi dibuka dengan obrolan-obrolan santai
seputar perkenalan singkat identitas diri, kegiatan selama ini, dan kesan selama hidup di daerah bersangkutan. Setelah
itu, pembicaraan mulai memanas dengan membiarkan lawan bicara saya menceritakan
pengalamannya hidupnya. Buku bacaan komunikasi yang pernah saya baca
mengungkapkan bahwa orang lebih senang jika menceritakan segala hal tentang
dirinya ke orang lain. Hal ini saya manfaatkan untuk menyerap inspirasi dan pengetahuan
dari pengalamaman yang diutarakannya. Agar tak terkesan kaku, saya kadang
menyelipkan banyolan-banyolan ringan.
2.
Sambutan Yang
Hangat, Bersahabat dan Tulus
Relasi
yang sudah profesional pasti tahu mana orang yang tulus dalam menjalin
pertemanan. Ketika memutuskan melakukan kopi darat dengan seseorang, itu
berarti saya sudah mantap untuk menjejaki hubungan dan mengganggap mereka
sebagai parther sharing.
Raut
wajah yang ramah, jabat tangan yang erat dan mata yang menampakkan kesan
bersahabat akan membuat orang tersebut merasa nyaman.
3.Memposisikan diri Sebagai Murid
Ibarat di
dunia sekolah, saya menempatkan lawan bicara saya sebagai seorang guru dan saya
sebagai murid. Tanpa mempermasalahkan umur dan jabatan, saya memberikan porsi
bicara yang lebih banyak ke mereka. Saya menghindari sebagai pihak yang dominan
karena nanti memunculkan kesan bahwa pertemuan itu sekadar mendengarkan
presentas identitasi diri saya.
4.
Menjaga
Penampilan Yang Sopan
Mengenakan
pakaian yang sepantasnya menampakkan kesan bawa saya menghargai lawan bicara. Jika anak muda dan pertemuannya di kafe, yah
busana kaos berkerah, tapi jika orang profesional, mengenakan pakaian kemeja
berkerah.
Kesalahan
Fatal Yang Membuat Relasi Kita Berlarian
Saya
perhatikan ada beberapa keteledoran anak muda ketika menjalin relasi dengan seseorang diantaranya:
1.
Peminjaman
uang.
Baru sekali
dua kali bertemu, sudah berani melakukan peminjaman uang.
2.
Mengajukan
proposal dana.
Baru kenal saja,
sudah ajukan permintaan aneh-aneh termasuk ngajukan proposal dana
kegiatan. Parahnya lagi kalau keluar
kata-kata seperti ini “Jumlahnya gak seberapa kok, uang segitu kan kecil buat
Bapak/Ibu. Lagian jabatan Ibu/Bapak udah tinggi, pasti gak keberatan”. Bukan
masalah nominal kecil atau besarnya, tapi hal ini dianggap tidak etis dan bisa
menimbulkan rasa ngenek dari relasi.
3.
Modus pedekate.
Entah karena
kepincut dengan sikap kedewasaan atau materi si relasi, anak muda ini mulai melakukan
hal yang tak profesional misalnya mengirimkan pesan-pesan yang nakal sebagai
bentuk modus pedekate dengan relasi tersebut.
4.
Mengemis-ngemis
pekerjaan.
Mungkin karena
relasi tersebut memiliki jabatan atau punya pengaruh penting di suatu unit
kerja, maka muncul ide untuk memanfaatkan
kopi darat dengan tujuan utama untuk
mengemis-ngemis pekerjaan.
Saya berusahan semaksimal mungkin untuk bersikap
profesional dalam berteman. Saya
prinsipnya setiap ketemu relasi yang saya incar bukanlah materi yang menjadi
incara saya tapi pengalaman dari lawan
bicara saya. Di usia yang masih muda ini kesempatan emas untuk menimba
pengetahuan, inspirasi dan pengalaman dari seseorang. Pengalaman itu mahal dan karena
itulah yang saya ingin menimbanya dari mereka. Pertemanannya yang didasari
ketulusan akan membuat relasi akan langgeng.
Penulis:
Heriyanto Rantelino, Staf Dinas Perhubungan Kab. Mimika/ Pemuda Timika Papua.
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino